Kamis, 18 Juli 2024

PENGANTAR ILMU SEJARAH_DASAR-DASAR ILMU SEJARAH

 


      A.   ASAL-USUL KATA SEJARAH

Kata sejarah berasal dari Bahasa Arab, Syajaratun, yang berarti pohon kayu. Pohon dalam pengertian merupakan suatu symbol, yaitu symbol kehidupan. Selain syajaratun yang berasal dari Bahasa arab, terdapat kata Arab yang memiliki arti hamper sama, seperti silsilah, Riwayat atau hikayat, kusah, dan Tarikh. Selain itu, terdapat kata dalam Bahasa Nusantara yang mirip dengan sejarah, yaitu babad dalam Bahasa Jawa, tambo dalam Bahasa Minangkabau, Pustaka dan cerita.

Istilah lainnya yang berasal dari kata asing yang sama dengan kata sejarah  yaitu history dari bahasa Inggris, geschichte berasal dari bahasa Jerman,  dan gechiedenis berasal dari bahasa Belanda. History berasal dari Bahasa Yunani kuno, yaitu historia (dibaca istoria), yang berarti “belajar dengan  cara bertanya-tanya”. Menurut filosof Yunani Aristoteles, historia berarti  pertelaan sistematis mengenai seperangkat alam, tanpa mempersoalkan susunan  kronologis. Dalam perkembangannya, istilah history sama dengan istilah scientia yang artinya pertelaan sistematis nonkronologis tentang gejala alam. Adapun historia lebih diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal ihwal manusia) dalam urutan kronologis. Dengan demikian, istilah history pada mulanya bukanlah berarti sejarah dalam pengertian sekarang, tetapi lebih dekat sebagai ilmu pengetahuan atau sains. Dalam perkembangan kemudian, kata historia berarti sesuatu yang telah terjadi. Istilah ini sama dengan kata geschichte, berasal dari kata geschehen, yang berarti terjadi; dan gechiedenis, berasal dari kata geschieden, yang berarti terjadi. Kata historia yang berasal dari bahasa latin tersebut masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa lainnya. Misalnya historie atau l’hisrorie dalam bahasa Prancis, history dalam bahasa Inggris, dan istorya dalam bahasa Rusia.

 

     B.   DEFENISI DAN PENGERTIAN SEJARAH

Mengapa sejarah perlu definisi?  Sebab, sejarah merupakan salah satu ilmu pengetahuan tersendiri, yang memiliki batasan atau definisi.

Pengertian sejarah menurut para ahli :

1.    Herodotus

Sejarah merupakan kajian perputaran jatuh bangunnya masyarakat dan peradaban. Kajian yang membahas semua peristiwa yang terjadi dalam masyarakat atau peradaban sejak masa lalu hingga kini.

2.    Edward Harlott Carr

sejarah adalah suatu proses interaksi antara sejarawan dengan  fakta-fakta yang ada padanya; suatu dialog tiada henti-hentinya antara masa  sekarang dengan masa silam.

3.    Robert V. Daniel

Sejarah ialah kenangan dari tumpuan masa silam.

4.    John Tosh

sejarah adalah memori kolektif, sumber  pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial orang-orang dan prospek orang-orang tersebut pada masa yang akan datang.

5.    J. Bank

menyatakan bahwa semua kejadian/peristiwa masa lampau adalah

 sejarah; sejarah sebagai kenyataan.

6.    Beverley Southgate

Beverley Southgate menyatakan sejarah adalah suatu studi masa lampau, suatu studi yang hasilnya secara ideal merupakan suatu penyajian masa lalu sebagaimana adanya.

7.    Ibnu Khaldun

sejarah merupakan catatan peradaban manusia. Sejarah menjadi catatan tentang masyarakat dan peradaban dunia, termasuk perubahan yang terjadi pada watak manusia.

8.    Sartono Kartodirjo

Sejarah merupakan cerita tentang sebuah kejadian dengan membuat kembali peristiwa tersebut secara verbal. Artinya, menurut Sartono, sejarah merupakan peristiwa lampau yang bisa dibuat ulang secara verbal

9.    Kuntowijoyo

sejarah adalah suatu hal atau peristiwa yang sudah terjadi di masa lalu yang direkonstruksi atau membangun kembali kejadian masa lampau untuk kepentingan masa kini dan masa mendatang.

10.  sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan, dari beberapa peristiwa yang mampu dibuktikan dengan kenyataan atau fakta.

 

C. SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA

Apa yang terjadi pada masa lalu  merupakan fakta sejarah atau kenyataan  sejarah. Kenyataan tersebut dapat menjadi  peristiwa sejarah. Dengan demikian, sejarah  sebagai peristiwa ialah kejadian, kenyataan,  dan aktualitas.

Dalam sejarah umat manusia, peristiwa sejarah dapat merupakan suatu perubahan kehidupan. Sebab sejarah pada hakikatnya merupakan sebuah perubahan. Sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. Dengan melihat aspek waktu tersebut, akan terlihat perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan kehidupan tersebut dapat berupa aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

 

      D.   SEJARAH SEBAGAI KISAH

Sejarah sebagai kisah ialah cerita berupa narasi yang disusun dari memori, kesan, atau tafsiran menusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu lampau atau sejarah serba subjek. Dengan demikian, dalam sejarah sebagai kisah, subjektivitas akan muncul. Hal ini berbeda dengan sejarah sebagai peristiwa. Dalam sejarah sebagai peristiwa orang hanya melihat fakta sejarah, bukan mendengar atau membaca kisah sejarah.

 

      E.    UNSUR-UNSUR SEJARAH

1. Manusia

Manusia adalah unsur penting dalam lahirnya sebuah sejarah karena sangat menentukan peristiwa sejarah. Manusia memiliki peran penting dalam kemunculan sejarah karena umumnya sejarah bercerita tentang tindakan atau tingkah laku manusia dalam bidang apapun, bukan berdasarkan perspektif binatang ataupun alam.  Hal ini terjadi karena sejarah itu sendiri tercipta memang untuk manusia.

 2. Waktu

Waktu atau periode menjadi unsur yang tidak kalah pentingnya karena konsep sejarah mengulas tentang kegiatan manusia pada kurun waktu tertentu. Kurun waktu nilah yang menjadi batasan sejarah itu dimulai atau diakhiri secara sistematis dan jelas. Unsur waktu menunjukan bagaimana manusia menggunakan waktu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Jadi waktu tidak bisa dipisahkan dari kesadaran manusia sebagai makhluk hidup yang dinamis.

 3. Ruang

Ruang sebagai unsur sejarah yang dimaksud adalah tempat yang merujuk aspek letak geografis suatu kejadian yang dialami manusia. Aktivitas yang dilakukan manusia pada waktu tertentu pasti berada pada ruang tertentu pula. Keterlibatan ruang yang jelas inilah yang akan mempermudah pembaca generasi selanjutnya bisa memahami dengan utuh sebuah peristiwa sejarah yang real terjadi.

 4. Kausalitas

Sejarah yang bersifat deskriptif maka perlu ditampilkan dengan susunan fakta apa, siapa, kapan, dmana, dan bagaimana dalam penafsirannya. Data deskriptif itulah yang akan memacu keingintahuan pada peristiwa sejarah tertentu agar terpenuhi. Contohnya penggunaan pertanyaan bagaimana akan terjawab keterangan- keterangan sebab peristiwa sejarah itu terjadi meskipun hanya dihadirkan dengan cara implisit bukan eksplisit. 

 

      F.    SIFAT-SIFAT SEJARAH

            1. Unik

                Hanya terjadi sekali dan tidak akan berulang

             2. Penting

                Menyangkut hajat hidup banyak manusia atau masyarakat

            3. Abadi

                Dikenang sepanjang masa


      G. FUNGSI SEJARAH

1. Fungsi Intrinsik

·       Sejarah sebagai kajian ilmu kemudian terus berkembang melalui perspektif filsafat agar terus tercipta sejarah-sejarah baru. Perkembangan teori sejarah juga berpengaruh pada perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk di dalamnya perkembangan metode sejarah

·       Sejarah sebagai upaya mengenal masa lalu, bersamaan dengan bumbu mitos sejarah kemudian menjadi alat yang tepat untuk memahami masa lalu

·       Sejarah untuk menyatakan pendapat membuat banyak penulis sejarah atau sejarawan menggunakan ilmunya untuk mengungkapkan sesuatu

·       Sejarah dapat menjadi profesi, yakni sebagai penulis atau peneliti sejarah atau yang diakui sebagai sejarawan.

 

2. Fungsi Ekstrinsik

Fungsi ekstrinsik dari sejarah adalah memberikan kebermanfaatan untuk banyak orang melalui perkembangan ilmu lain. Sejarah kemudian masuk ke semua lini kajian ilmu untuk mengungkapkan pengetahuan kepada orang banyak. Misalnya ilmu pendidikan, filsafat, moral, etika, estetika atau seni, sampai ilmu eksakta.

 

      G.   MANFAAT SEJARAH BAGI KEHIDUPAN

erikut ini manfaat sejarah yang perlu Grameds ketahui agar lebih menghargai sejarah dan maknanya untuk terus dilestarikan:

 1. Peneguh Hati

Setiap manusia memerlukan ketenangan dan keteguhan hati untuk menjalani hidup, maka dengan penguasaan sejarah manusia bisa lebih memaknai apa yang sedang ia lakukan saat itu secara sadar.

 2. Bermanfaat Untuk Pengajaran

Sejarah dapat menjadi pelajaran bagi manusia untuk melakukan sesuatu di masa depan atau sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Sejarah secara pribadi dapat dimaknai sebagai pengalaman hidup ruang, waktu, meskipun mungkin bukan dia yang mengalaminya. Sejarah bisa menjadi sumber informasi bagi seseorang untuk mengenal banyak hal yang bisa mempengaruhi jalan hidupnya.

 3. Sebagai Peringatan

Sejarah mewakili peristiwa yang pernah terjadi masa lalu, baik yang sifatnya positif atau negative itu tetap bernama sejarah yang sudah terjadi. Hal tersebut dapat mengingatkan seseorang untuk memetik sinyal dalam situasi tertentu berdasarkan kejadian yang sudah pernah terjadi.

 4. Sebagai Sumber Kebenaran

Setiap manusia pasti membutuhkan kebenaran untuk menjalankan kehidupannya, maka sejarahlah yang membuktikan bahwa seseorang harus memahami sesuatu agar bisa bertahan hidup. Sejarah dapat berguna sebagai pemenuhan kebutuhan intelektual manusia sebagai makhluk berakal dan terus berpikir dinamis.

 5. Bermanfaat Untuk Masa Depan

Sejarah selain menjadi sumber informasi juga dapat menjadi inspirasi dan instruksi untuk menjalani kehidupan di masa datang. Ada pepatah yang mengatakan bahwa sejarah atau masa lalu adalah pelajaran berharga untuk berkembang di masa depan. Jadi seseorang bisa menggunakan pengalamannya untuk menentukan masa depannya.

  

     H.   KEGUNAAN SEJARAH

1.    Bersifat Edukatif

Edukatif berarti nilai-nilai yang mengandung unsur pendidikan. Orang sering berkata “Belajar dari sejarah”, “Belajarlah dari masa lalu”. Dalam ungkapan tersebut terkandung arti bahwa sejarah memiliki kegunaan yang dapat mendidik kita. Apa yang terjadi pada masa lalu harus menjadi pelajaran buat kita, orang sering menyatakan “ambillah hikmahnya”. Hikmah dapat diambil dari apa yang pernah terjadi dalam diri kita. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa-peristiwa sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan,

 keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi, sejarah banyak memberikan pengajaran moral.

 

2.    Bersifat inspiratif

Sejarah banyak menghasilkan berbagai karya, baik karya seni maupun karya sastra. Karya-karya tersebut banyak memberikan inspirasi bagi seniman untuk berkreasi dalam menciptakan karya-karyanya. Bahkan karya-karya seni pada masa lalu tidak sedikit yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi, sulit untuk dicapainya pada zaman sekarang. Karya seni tersebut dapat menjadi suatu peradaban.

 

3.    Bersifat instruktif

Instruktif secara harfiah dapat diartikan pengajaran. Pengajaran dalam konteks di sini memberikan arti keterampilan yang diperoleh dari pengajaran sejarah. Keterampilan tersebut, baik berupa keterampilan berpikir maupun keterampilan yang bersifat fisik. Keterampilan berpikir adalah keterampilan yang bersifat kognitif. Hal ini dapat diperoleh melalui pengkajian terhadap materi sejarah. Adapun keterampilan yang bersifat fisik lebih banyak diperlihatkan dalam bentuk unjuk kerja.

 

4.    Bersifat rekreatif

 Saat ini kita sering mendengar wisata yang bernuansa spiritual. Wisata seperti ini memiliki nilai sejarah. Sejarah dapat memiliki nilai-nilai penting dalam pengembangan kepariwisataan. Fungsi rekreatif sejarah dapat mengandung arti wisata yang mengikuti lorong waktu masa lalu. Karya-karya sejarah yang berupa peninggalan fisik banyak memberikan kesan kepada masyarakat saat ini. Kesan tersebut baik bersifat fisik maupun non fisik. Kesan secara fisik misalnya orang sangat kagum melihat nilai seni dari peninggalan tersebut. Akibatnya, orang tersebut tertarik untuk melakukan wisata ke tempat peninggalan sejarah.

 

5.    Pendidikan politik

 Nilai-nilai politik sangat kentara dalam penulisan sejarah, terutama sejarah  yang ditulis oleh pemerintah atau penulisan sejarah yang merujuk kepada kepentingan pemerintah. Penulisan sejarah seperti ini sangat nampak dalam buku-buku teks pelajaran sejarah yang ada di sekolah. Mengapa demikian? Sebab, pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah harus merujuk kepada kurikulum yang berlaku. Adapun kurikulum pada dasarnya merupakan produk kebijakan politik pemerintah dalam pendidikan. Dengan demikian, sejarah yang diajarkan di sekolah memiliki misi dalam rangka pendidikan politik.

 

6.    Pendidikan masa depan

 Dapatkah sejarah mempelajari masa depan? Sudah barang tentu dapat. Mengapa sejarah dapat mempelajari masa depan? Sebab, sejarah adalah suatu studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Waktu dalam pengertian sejarah dapat berupa sebuah garis yang lurus ke depan. Garis tersebut dapat menunjukkan adanya kesinambungan. Kesinambungan waktu yang dimaksud adalah kesinambungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Masa lalu sangat menentukan masa sekarang, dan masa sekarang sangat menentukan masa yang akan dating.

  

     I.   PERIODISASI, KRONOLOGI, DAN HISTORIOGRAFI

1.    Periodisasi

Waktu dalam sejarah akan membentuk suatu periodisasi. Periodisasi digunakan biasanya untuk memudahkan pemahaman suatu cerita sejarah sehingga terjadi suatu kesinambungan. Jadi, periodisasi ini semacam serialisasi rangkaian menurut urutan zaman.

Dengan adanya  periodisasi, akan diketahui perkembangan kehidupan manusia, kesinambungan antara periode yang satu dengan periode berikutnya, apakah ada pengulangan fenomena yang terjadi, dan perubahan dari periode yang awal sampai pada

 periode-periode berikutnya.

 

2.    Kronologi

Kronologi sejarah merupakan urutan peristiwa sejarah yang terjadi. Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan peristiwa itu terjadi. Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah misalnya kronologi lahirnya kerajaan, pemberontakan, perang, dan lain-lain.

 

3.    Historiografi

Secara harfiah, historiografi berasal dari gabungan dua kata, yaitu histori yang berarti sejarah dan grafi yang berarti deskripsi atau penulisan. Jadi, berdasarkan asal katanya historiografi berarti penulisan sejarah. Secara lebih luas, historiografi dapat diartikan sebagai sejarah penulisan sejarah.

 

    J.   KONSEP WAKTU DALAM SEJARAH

1.    Perkembangan

Konsep perkembangan ini dapat terjadi jika masyarakat yang mana juga berperan sebagai subjek dan objek dari sejarah, bergerak dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Maksudnya, masyarakat cenderung akan melakukan perubahan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Contohnya adalah perkembangan sistem demokrasi di Indonesia. Perkembangan masyarakat dari masa lampau hingga masa sekarang ini juga hasil pembelajaran melalui sejarah. Pembaruan yang terjadi di setiap generasi menjadi bukti keberhasilan perkembangan dari masa ke masa. Maka dari itu, keberadaan ilmu sosiologi dan antropologi juga turut berperan dalam mengungkapkan sejarah sesuai dimensi waktunya.

 

2.    Kesinambungan

Konsep kesinambungan ini dapat terjadi jika suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi dari lembaga-lembaga lama. Maksudnya, meskipun masyarakat sudah mengambil pembelajaran yang ada di masa lalu, tetapi mereka tetap mengembangkannya dan diterapkan pada masa sekarang ini. Misalnya, pada masa lampau terdapat sistem patrimonialisme (bentuk pemerintahan yang mana semua kekuasaan mengalir langsung ke penguasa) yang kemudian dilanjutkan menjadi sistem kolonialisme. Hal tersebut membuktikan bahwa sejarah ternyata tetap berkesinambungan dengan hal-hal di masa lampau, meskipun sudah terlewati banyak waktu.

 

3.    Pengulangan

Dalam konsep pengulangan ini dapat terjadi jika suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau itu terjadi lagi di masa selanjutnya. Contoh sederhana adalah peristiwa perang dunia yang terulang dua kali dan memberikan dampak yang sama-sama merugikan terutama bagi masyarakat sipil. Contoh peristiwa di masa lampau yang mengalami konsep waktu pengulangan ini adalah ketika lengsernya kekuasaan Soekarno. Kala itu, kekuasaan presiden Soekarno jatuh karena adanya aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa. Namun ternyata, peristiwa tersebut terjadi kembali secara berulang pada masa kekuasaan Soeharto yang sama-sama diakibatkan oleh aksi-aksi mahasiswa. Maka dari itu, tidak mustahil jika suatu peristiwa sejarah dapat terulang kembali, baik dengan dimensi manusia yang berbeda maupun sama.

 

4.    Perubahan

Konsep perubahan ini dapat terjadi jika dalam suatu masyarakat berhasil mengalami suatu pergeseran atau perubahan. Biasanya, konsep perubahan ini terjadi secara besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, konsep perubahan ini juga dapat terjadi akibat adanya pengaruh dari luar. Misalnya, adanya peristiwa sejarah berupa Gerakan Paderi di Sumatera Barat yang menentang kaum adat. Peristiwa tersebut dianggap sebagai hasil pengaruh dari Gerakan Wahabi di Arab yang “ditularkan” melalui para haji sepulangnya dari Makkah.

 

Minggu, 21 April 2024

MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI DIPLOMASI

1.    Indonesia Merdeka (17 Austus 1945)

Setelah Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, Wilayah Indonesia berstatus “vacum of power”. Kesempatan itu dimanfaatkan tokoh Gerakan kemerdekaan golongan muda untuk mendesak Soekarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan. Sehingga terjadilah sebuah peristiwa penting yang dikenal dengan peristiwa Rengas Dengklok. Setelah berdebat sengit, golongan muda berhasil meyakinkan Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jl. Pengangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat.

Proklamasi tersebut menandai dimulainya perlawanan diplomatik dan bersenjata dari Revolusi Nasional Indonesia yang berperang melawan pasukan Belanda dan sipil pro-Belanda, pasca AFNEI, tentara sekutu bersama dengan NICA, pemerintahan sipil Hindia-Belanda ingin mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia hingga akhirnya secara resmi Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949.


 2.    Perundingan Linggarjati (15 November 1946)

Atau perundingan Kuningan adalah perundingan antara Indoensia dan Belanda di Linggarjati, Kuningan, Jawa barat. Hasil perundingan ini ditandatangai di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh Belanda dan Indonesia tanggal 25 Maret 1947.

Tokoh yang terlibat dalm perundingan tersebut yang menjadi delegasi masing-masing pihak, yaitu :

a.    Sutan Syahrir ditemani AK Gani, Susanto Tirtoprojo, dan M. Roem merupakan delegasi Indonesia

b.    Sedangkan yang menjadi delegasi Belanda adalah Wim Schemerhorn ditemani Max van Poll, HJ van Mook, dan F de Boer.

c.    Selanjutnya adaLord Killearn dari pihak Inggris sebagai mediator

 

Hasil perundingan Linggarjati, yaitu :

1.    Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia meliputi Jawa, Sumatera, dan Madura.

2.    Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling lambat 1 Januari 1949.

3.    Belanda dan Indonesia sepakat untuk membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS)

4.    Dalam bentuk RIS, Indonesia tergabung dalam Persemakmuran Indonesia-Belanda dan Ratu Belanda sebagai kepala nya.

 

Hasil perundingan Linggarjati mendapat pertentangan dari berbagai pihak, seperti Partai Masyumi, PNI, dan Partai Rakyat Indonesia. Dikarenakan Indonesia kehilangan wilayah yang cukup luas dan menjadi persemakmuran Belanda. Sementara pertimbangan untuk menyetujui perjanjian ini adalah menghindari perang yang akan memakan korban jiwa dan  Kemerdekaan Indonesia diakui oleh Belanda sehingga mendorong negara-negara lain untuk secara sah mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.


3.    Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)

Pada tanggal 20 Juli 1947, van Mook menyatakan Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian Linggarjati. Tanggal 21 Juli 1947, atau besok harinya, terjadilah Agresi Militer Belanda I. Berlangsung hingga tanggal 5 Agustus 1947.

Tujuan Agresi Militer Belanda I adalah merebut daerah-daerah Perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak. Namun sebagai kedok ke dunia internasional, Belanda menyebutnya sebagai aksi polisionil atau pengamanan. Aksi ini berhasil merebut wilayah yang sangat penting seperti Perkebunan, pertambangan, dan Pelabuhan.

Atas permintaan India dan Australia, agresi ini masuk dalam agenda Dewan Keamanan PBB, menyerukan penghentian konflik bersenjata dan tanggal 15 Agustus 1947, Belanda menerima resolusi Dewan Keamanan PBB.

 

4.    PBB Membentuk KTN (25 Agustus 1947)

Pembentukan KTN pada tanggal 25 Agustus 1947 oleh PBB merupakan usul dari Amerika Serikat bertujuan untuk menengahi konflik Indonesia dengan Belanda pasca AMB I. RI dan Belanda diberikan wewenang untuk memilih anggota DK mewakili kepentingan mereka masing-masing.

Indonesia memilih Australia karena telah mengajukan masalah Indonesia ke Dewan Keamanan dan dalam banyak kesempatan selalu membela Indonesia. Belanda memilih Belgia karena selalu membela kepentingan Belanda dalam sidang-sidang Dewan Keamanan PBB. Australia dan Belgia kemudian memilih Amerika Serikat sebagai pihak ketiga.

Delegasi Australia adalah Richard Kirby, delegasi Belgia adalah Paul van Zeeland, dan delegasi Amerika Serikat adalah Frank Porter Graham.

Dengan mediasi dan pengawasan dari KTN, perundingan antara Indoensia dan Belanda berhasil dilaksanakan di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Renville pada tanggal 17 Januari 1948.

 

5.    Perundingan Renville (8 Des 1947-17 Jan 1948)

Perundingan Renville adalah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 1947 sampai dengan 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat, USS Renville yang berlabuh di Jakarta sebagai tempat netral.

Pada tanggal 29 Agustus 1947, Belanda memproklamirkan garis van Mook yang membatasi wilayah Indonesia dan Belanda. Republik Indonesia menjadi tinggal sepertiga pulau Jawa dan kebanyakan pulau Sumatera, tetapi tidak mendapat wilayah utama penghasil makanan. Belanda juga memblokade masuknya persenjataan, makanan, dan pakaian ke wilayah Indonesia.

Delegasi Indonesia diantaranya PM Amir Syarifuddin, Mr. Ali Sastroamijoyo, dan Agus Salim. Delegasi Belanda dipimpin oleh Raden Abdul Kadir Widyoatmojo.

Hasil perjanjian Renville, yaitu :

1.    Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia

2.    Disetujui garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dengan Belanda (atau dikenal dengan garis-garis van Mook)

3.    TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Dampaknya, Indonesia semakin merugi karena wilayahnya semakin kecil. Ekonomi Indonesia memburuk karena wilayah penghasil kebutuhan pokok dikuasai oleh Belanda. Selain itu, hasil perjanjian Renville memaksa PM Amir Syarifuddin melepas jabatannya dan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan RI pada pemberontakan PKI di Madiun tanggal 18 September 1948. Ditambah lagi, hasil perjanjian Renville memaksa TNI ditarik mundur melahirkan peristiwa  Long March Siliwangi dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dan Yogyakarta yang melahirkan permberontakan DI/TII di pimpin oleh Kartosoewiryo yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia.


6.    Agresi Militer Belanda II (19 Des 1948)

Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak terjadi pada tanggal 19 Desember 1948. Penyebab terjadinya AMD II adalah ketidakpuasan Belanda terhadap hasil perundingna Renville. Belanda menganggap bahwa perundingan tersebut menguntungkan Indonesia. Belanda juga masih ingin berkuasa secara total di Indonesia. Selain itu, kondisi politik dan iliter Indonesia belum stabil. Sehingga kesempatan baik bagi Belanda untuk menguasai Indonesia dengan mudah. Tujuan Agresi Militer Belanda II adalah melumpuhkan pusat pemerintahan dan menghapus Indonesia dari peta dunia  dengan melancarkan  serangan terhadap Yogyakarta, yang pada saat itu menjadi  Ibukota Indonesia serta menangkap dan mengasingkan Soekarno, Mohammad Hatta, Syahrir, dan yang lainnya. Jatuhnya ibu kota Yogyakarta ke tangan Belanda memaksa dibentuknya Pemerintahan darurat Republik Indonesia di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara.

 

 7.    Pembentukan PDRI (22 Des 1948)

Pemerintahan Darurat Republik Indonesia berlangsung sejak 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Pada saat Agresi Militer II dilancarkan, Soekarno dan Hatta tidak ikut bergerilya bersama dengan jenderal Soedirman dan lebih memilih ditangkap oleh Belanda. Dengan pertimbangan, agar lebih mudah berjuang secara diplomasi dengan Belanda. Selain itu juga Belanda akan mendapat tekanan yang lebih besar dari dunia internasional khususnya PBB.

Sebelum Soekarno dan Hatta menyerah, mereka sempat mengetik dua buah pesan. Pertama, memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran, Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat di Sumatera. Kedua, jika Syafruddin gagal, maka mandat dipegang oleh Mr. A.A. Maramis untuk mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di New Delhi, India.

 

8.    PBB bentuk UNCI (28 jan 1949)

United Nation Commission for Indonesia dibentuk oleh PBB pada tanggal 28 Januari 1948 untuk menggantikan Komisi Tiga negara (KTN) karena dianggap gagal mendamaikan konflik antara Indonesia dan Belanda. Sebab pasca perundingan Renville yang diselenggarakan KTN, Belanda berhasil melakukan serangan militer ke Indonesia, menguasai ibukota Yogyakarta dan menangkap presiden dan wakil presiden, Soekarno-Hatta.

Tujuan pembentukan UNCI adalah untuk memulihkan kedudukan Indonesia dan membawa masalah Indonesia-Belanda ke konferensi Meja Bundar (KMB).

Tugas UNCI adalah :

1.    Membantu proses perundingan masalah Indonesia-Belanda

2.    Mengurus pengembalian wilayah kekuasaan pemerintahan Indonesia

3.    Mengajukan usulan atau saran untuk membantu tercapainya kesepakatan antara Indonesia dan Belanda.

Adapun pihak yang terlibat dalam UNCI adalah :

1.    Tom Crictley (anggota komisi PBB Australia)

2.    Herremans (anggota komisi PBB Belgia)

3.    Merle Cochran (anggota komisi PBB Amerika Serikat)

 

9.    Serangan Umum (1 maret 1949)

Serangan umum 1 Maret 1949 dilakukan oleh tentara Indonesia yang dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono IX, Letjen Soedirman, Kolonel Bambang Soegeng, Letkol Soeharto, dan Ventje Sumual. Tujuannya adalah untuk merebut kembali ibukota Yogyakarta dari pasukan Belanda, mematahkan moral pasukan Belanda, sekaligus membuktikan kepada dunia internasional bahwa militer Indonesia masih cukup kuat.

TNI berhasil menguasai Yogyakarta dari pukul 06.00-12.00 WIB, atau sekutar 6 jam. Meskipun demikian, hal itu sudah cukup bagi TNI untuk mempermalukan Belanda, menguatkan posisi tawar RI di meja perundingan, dan mendapatkan perhatian dunia internasional. Pasca serangan itu, berita tersebut menjadi headline news di berbagai media cetak India.

 

10.   Perundingan Roem-Royen (17 April 1949)

Perundingan  Roem-Royen berlangsung sejak 14 April hingga 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Perundingan ini merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya, AMB II. Sebutan untuk perundingan ini diambil dari nama nama pimpinan delegasi kedua belah pihak, yaitu Mohamad Roem sebagai delegasi Indonesia, didampingi oleh Ali Sastroamijoyo, Supomo, A. K. Pringgodigdo, Johannes Latuharhary, Ir. Juanda, dan Johannes Leimena. Sedangkan pimpinan delegasi Belanda adalah Herman van Roijen didampingi dr. van Blom, dr. Gede Jacob, Dr. P.J. Koets, Dr. Dieben, dan van Hoogstraten Dan. Selanjutnya, UNCI sebagai pihak penengah dipimpin oleh Merle Cochran (AS), dibantu Herremasn (Belgia), dan Critchley (Australia).

Hasil perundingan Roem-Royen.

Dari pihak Indonesia :

1.    Angkatan perang Indonesia menghentikan segala bentuk perang gerilya

2.    Mengembalikan perdamaian, menjaga ketertiban, dan keamanan.

3.    Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Negara Indonesia Serikat tanpa syarat.

Dari pihak Belanda :

1.    Belanda menyetujui kembalinya pemerintah RI  ke Yogyakarta

2.    Menjamin gencatan senjata dan membebaskan semua tahanan politik

3.    Tidak mendirikan atau mengakui kedaulatan negara-negara yang ada di wilayah RI

4.    Menyetujuiu RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.

5.    Menyelenggarakan dengan segera KMB sesudah pemerintahan RI kembali ke Yogyakarta.

 

11.   Konfrensi Inter-Indonesia (20-23 Juli dan 31 Jul-2 Agustus 1949)

Konferensi Inter-Indonesia adalah konferensi antara pemerintahan Indonesia dengan Bijeenkomst Voor Federaal Overleg (BFO) atau majelis Permusyawaratan Federal tanpa campur tangan Belanda yang diselenggarakan dua kali, tanggal 20-23 Juli 1949 di Yogyakarta dan 31 Juli – 2 Agustus 1949 di Jakarta.

Tujuan konferensi ini adalah Upaya menyamakan pandangan pihak RI dengan BFO untuk menghadapi Belanda dalam sidang Konferensi Meja Bundar (KMB).

Hasil Konferensi Inter-Indonesia I adalah :

1.    Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berasaskan demokrasi dan berbentuk federal

2.    RIS akan diketuai oleh Presiden Konstitusional

3.     Dibentuk dua badan perwakilan, yaitu DPR dan Dewan Perwakilan Negara Bagian (senat)

4.    Pemerintah federal sementara akan menerima kedaulatan dari pihak Belanda dan Republik Indonesia

5.    Angkatan perang RIS adalah gabungan dari TNI, KNIL, ML (Militaire Luchvaart), dan VB (Veileigheds Batalyon)

Hasil Konferensi ke-II adalah :

1.    Bendera RIS adalah Sang Merah-Putih

2.    Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

3.    Bahasa resmi RIS adalah Bahasa Indonesia

 

12.   Konferensi Meja Bundar (23 Agus-2 Nov 1949)

Konferensi meja bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda sejak 23 Agustus-2 Nopember 1949. KMB diikuti oleh Republik Indonesia Serikat (RIS) diketuai oleh Mohammad Hatta. Delegasi Belanda diketuai oleh Mr. J.H. van Maarseveen. Sedangkan perwakilan negara federal BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II.

Tujuan pelaksanaan KMB adalah menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda secepat mungkin.

Hasil Konferensi meja Bundar :

1.    Indonesia menjadi negara serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) dan merupakan uni kerajaan Belana yang dipimpin oleh Ratu Yuliana

2.    Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS paling lambat 30 Desember 1949

3.    Semua hutang bekas Hindia-Belanda akan ditanggung oleh RIS

4.    Masalah kedudukan Itian barat akan ditentukan paling lambat satu tahun setelah penyerahan kedaulatan

5.    Pasukan Tentara Kerajaan Hindia-Belanda (KNIL) akan bergabung dalam Angkatan Perang RIS (APRIS) dan secara bertahap mengambil alih penjagaan keamanan diseluruh wilayah RIS.

Hasil KMB menuai pro dan kontra. Pihak yang kontra adalah golongan komunis dan Partai Murba karena Irian Barat belum menjadi bagian dari RIS. Selain itu juga terkait hutang Hindia-Belanda yang memberatkan perekonomian Indonesia.

Setelah KMB, Ir. Soekarno terpilih sebagai Presiden RIS dan M. Hatta sebagai wakilnya. Kabinet RIS yang pertama dibentuk dan M. Yamin sebagai Perdana Mentrinya merangkap Menteri Luar Negeri. Sementara itu yang menjabat sebagai presiden RI adalah Mr. Assaat.

Pada tanggal 27 Desember 1949, kedaulatan Indonesia diakui Belanda di Istana Dam, Amsterdam. Kedaulatan diserahkan oleh Ratu Yuliana dan yang menjadi delegasi Indonesia menerima kedaulatan tersebut adalah M. Hatta. Sedangkan yang menerima penyerahan kedaulatan di Istana Rijswik,Jakarta adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan diserahkan oleh Wakil Mahkamah Agung Belanda, A.H.J. Lovink. Sementera itu, delegasi yang menerima penggabungan RI ke RIS adalah Dr. Abu Hanifah.


Jika lebih senang dengan penjelasan audiovisual silahkan klik link berikut : 

https://youtu.be/hZdM64kOFA4 (PART 1 : PROKLAMASI KEMERDEKAAN, PERUNDINGAN LINGGARJATI, AGRESI MILITER BELANDA (AMB) I, KOMISI TIGA NEGARA (KTN))

https://youtu.be/rzmSVcxvH2o (PART 2 : PERUNDINGAN RENVILLE, AGRESI MILITER BELANDA (AMB) II, PEMERINTAHAN DARURAT REPUBLIK INDONESIA, UNITED NASTION COMMISSION FOR INDONESIA (UNCI))

https://youtu.be/jGBn8oLMCKc (PART 3 : SERANGAN UMUM 1 MARET 1949, PERUNDINGAN ROEM ROYEN, KONFERENSI INTER-INDONESIA (KII), KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB))

Proses Invasi Jepang ke Wilayah Hindia-Belanda (Indonesia) 1942

Invasi Jepang ke Hindia-Belanda (sekarang Indonesia) adalah bagian dari rencana ekspansi Jepang di Asia Tenggara selama Perang Dunia II. Pro...