Sejarah Kerajaan Kediri
Pendahuluan
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang berpengaruh dalam sejarah Indonesia, terutama di wilayah Jawa Timur. Kerajaan ini berkembang pesat pada abad ke-11 hingga ke-13 Masehi dan memainkan peran penting dalam perkembangan budaya, agama, dan politik di Jawa. Kerajaan Kediri dikenal sebagai penerus dari kerajaan-kerajaan sebelumnya seperti Kerajaan Kahuripan yang didirikan oleh Airlangga. Melalui berbagai sumber prasasti dan catatan sejarah, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang kejayaan, struktur pemerintahan, kebudayaan, dan peran kerajaan ini dalam sejarah Indonesia.
Asal Usul Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri terletak di wilayah Jawa Timur, dengan ibu kotanya yang terkenal adalah Kediri yang berada di sekitar Sungai Brantas. Keberadaan kerajaan ini tidak dapat dipisahkan dari kerajaan sebelumnya, yaitu Kerajaan Kahuripan, yang didirikan oleh Raja Airlangga. Setelah Airlangga memutuskan untuk membagi kerajaannya pada tahun 1045 M, wilayah Jawa Timur dibagi menjadi dua bagian: Kerajaan Kediri yang berpusat di Kediri, dan Kerajaan Jenggala yang berpusat di Panjalu (sekarang sekitar daerah Madiun).
Namun, setelah beberapa generasi, kedua kerajaan ini kembali bersatu menjadi satu kerajaan yang besar. Raja Jayabaya menjadi raja yang sangat terkenal dalam sejarah Kerajaan Kediri, yang memperkuat kerajaan tersebut menjadi kerajaan yang sangat berpengaruh di wilayah Jawa.
Pemerintahan dan Raja-raja Kediri
Kerajaan Kediri dikenal memiliki sistem pemerintahan yang terstruktur dengan baik dan diperintah oleh sejumlah raja yang sangat berpengaruh. Salah satu raja terkenal dalam sejarah Kerajaan Kediri adalah Raja Jayabaya, yang memerintah pada sekitar abad ke-12.
Raja Jayabaya (1135-1157 M)
Raja Jayabaya adalah raja yang sangat terkenal dalam sejarah Kerajaan Kediri. Ia dikenal sebagai seorang raja yang memiliki kebijaksanaan yang luar biasa dan kepemimpinan yang kuat. Pemerintahan Jayabaya dipenuhi dengan pencapaian besar, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan.
Di bawah pemerintahan Raja Jayabaya, Kerajaan Kediri menjadi salah satu kerajaan yang paling berkuasa di Jawa Timur. Salah satu prestasi besar Jayabaya adalah keberhasilannya untuk menyatukan wilayah-wilayah yang terpecah pasca-perpecahan kerajaan-kerajaan sebelumnya. Kediri menjadi kerajaan yang kuat dan terhormat, serta dikenal sebagai pusat kebudayaan yang penting pada masa itu.
Selain itu, Jayabaya juga dikenal sebagai seorang raja yang sangat religius, yang memeluk agama Hindu dengan setia. Ia juga menciptakan Ramalan Jayabaya, yang dikenal luas oleh masyarakat Jawa, yang memprediksi peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi di masa depan.
Raja Kertajaya (1176-1185 M)
Setelah Raja Jayabaya, Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja Kertajaya. Masa pemerintahannya, meskipun dianggap sebagai kelanjutan dari kejayaan Jayabaya, dipenuhi dengan ketegangan dan konflik. Kertajaya diketahui memiliki pemerintahan yang cenderung otoriter dan tidak disukai oleh banyak kalangan, terutama kalangan Brahmana (kaum pendeta Hindu).
Pada masa pemerintahan Kertajaya, ia terlibat dalam konflik dengan Kerajaan Singosari, yang saat itu dipimpin oleh Raja Ken Arok. Dalam sebuah pertempuran yang terjadi pada tahun 1185 M, Kertajaya kalah dalam peperangan melawan Singosari, dan akhirnya Kediri jatuh ke tangan Singosari. Kertajaya sendiri kemudian dibunuh oleh Raja Ken Arok, yang akhirnya berhasil menguasai wilayah Kediri dan menandai berakhirnya Kerajaan Kediri sebagai sebuah kerajaan yang merdeka.
Ekonomi dan Kehidupan Sosial di Kediri
Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan yang makmur secara ekonomi. Keberhasilan kerajaan ini dalam bidang ekonomi tidak lepas dari sistem pertanian yang berkembang pesat, serta perdagangan yang menghubungkan Kediri dengan wilayah-wilayah lain, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Produk utama yang dihasilkan oleh Kerajaan Kediri adalah beras, gula, rempah-rempah, dan hasil pertanian lainnya.
Kehidupan sosial di Kerajaan Kediri dipengaruhi oleh hierarki yang ketat. Pada puncak hierarki sosial terdapat raja dan keluarga kerajaan, diikuti oleh para bangsawan dan pejabat kerajaan. Di bawah mereka adalah petani, pedagang, dan pekerja lainnya. Kediri juga memiliki banyak kota-kota kecil yang menjadi pusat perdagangan dan pertukaran budaya antara masyarakat Jawa dengan pedagang-pedagang dari luar negeri, seperti dari India, Cina, dan Arab.
Selain itu, kehidupan sosial di Kediri juga sangat dipengaruhi oleh agama, terutama agama Hindu dan Buddha. Kedua agama ini berkembang pesat pada masa itu, meskipun pengaruh Hindu lebih dominan. Banyak candi dibangun sebagai tempat ibadah, dan pelajaran agama menjadi bagian penting dalam pendidikan masyarakat.
Kebudayaan dan Warisan Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri dikenal sebagai pusat kebudayaan yang sangat maju, dengan banyaknya peninggalan budaya yang dapat ditemukan hingga saat ini. Beberapa aspek kebudayaan yang berkembang di Kerajaan Kediri antara lain:
1. Sastra dan Kesusastraan
Salah satu warisan besar dari Kerajaan Kediri adalah sastra dan kesusastraan. Kerajaan Kediri dikenal sebagai pusat kebudayaan sastra di Jawa. Salah satu karya sastra terbesar yang berasal dari masa ini adalah Kakawin Arjunawiwaha, sebuah karya sastra dalam bentuk puisi yang ditulis oleh Mpu Kanwa pada masa pemerintahan Raja Jayabaya. Sastra ini menceritakan kisah tentang kepahlawanan Arjuna, salah satu tokoh dalam epik Mahabharata.
Candi adalah warisan budaya penting yang dibangun oleh Raja Jayabaya dan raja-raja sebelumnya sebagai tempat ibadah. Beberapa candi yang ditemukan di sekitar wilayah Kediri, seperti Candi Penataran, menunjukkan kemajuan dalam arsitektur dan seni rupa pada masa itu.
3. Pengaruh Hindu
Meskipun pengaruh Hindu sangat dominan, kerajaan Kediri juga menerima pengaruh Buddhisme. Candi-candi yang ada di sekitar Kediri menunjukkan integrasi ajaran Hindu dan Buddha dalam kehidupan masyarakat.
Runtuhnya Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri mulai mengalami kemunduran setelah masa pemerintahan Raja Jayabaya. Konflik internal antara raja dan bangsawan serta pertikaian dengan kerajaan tetangga menyebabkan melemahnya stabilitas kerajaan. Pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri terlibat dalam konflik dengan Kerajaan Singosari yang dipimpin oleh Raja Ken Arok. Dalam pertempuran pada tahun 1185, Kertajaya kalah dan Kediri akhirnya jatuh ke tangan Singosari, yang menandai berakhirnya eksistensi Kerajaan Kediri sebagai kerajaan yang merdeka.
Setelah jatuhnya Kediri, wilayah tersebut menjadi bagian dari Kerajaan Singosari dan kemudian dilanjutkan dengan berdirinya Kerajaan Majapahit.
Kesimpulan
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan besar dalam sejarah Indonesia yang memainkan peran penting dalam kebudayaan, agama, dan politik di Jawa Timur. Pemerintahan Raja Jayabaya, dengan kebijaksanaannya, serta keberhasilan dalam menyatukan kembali wilayah yang terpecah, menjadikan Kerajaan Kediri sebagai kerajaan yang kuat dan maju pada masanya. Meskipun akhirnya runtuh setelah kalah dari Kerajaan Singosari, warisan kebudayaan dan sastra dari Kerajaan Kediri tetap dikenang hingga saat ini, menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan peradaban Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar