Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Pendahuluan
Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang bercorak Hindu. Berdiri pada abad ke-4 Masehi di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Jawa Barat, Tarumanegara memainkan peran penting dalam sejarah awal Indonesia. Keberadaannya dibuktikan melalui berbagai prasasti yang menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Asal-Usul dan Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berdiri sekitar abad ke-4 Masehi. Nama "Tarumanegara" berasal dari kata "Taruma", yang merujuk pada Sungai Citarum, dan "Negara", yang berarti kerajaan atau negara.
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman, seorang pendeta dari India yang melarikan diri dari kekuasaan Dinasti Gupta. Setelah menetap di Jawa Barat, ia mendirikan kerajaan di tepi Sungai Citarum dan menjadi raja pertama Tarumanegara.
Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Keberadaan Tarumanegara didukung oleh berbagai prasasti yang ditemukan di wilayah Jawa Barat. Beberapa sumber utama sejarah Tarumanegara meliputi:
1. Prasasti-Prasasti Tarumanegara
Terdapat tujuh prasasti yang menjadi bukti utama tentang kerajaan ini. Semua prasasti menggunakan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa.
Isi Tujuh Prasasti Tarumanegara:
1. Prasasti Ciaruteun : Berisi jejak kaki Raja Purnawarman, disimbolkan sebagai jejak kaki Dewa Wisnu.
2. Catatan dari Tiongkok
Catatan dari Dinasti Tang dan Dinasti Liang menyebutkan bahwa Tarumanegara memiliki hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Seorang utusan dari Tarumanegara mengunjungi Tiongkok pada tahun 528 M dan 666 M, yang menunjukkan bahwa kerajaan ini aktif dalam perdagangan dan diplomasi internasional.
Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Puncak kejayaan Tarumanegara terjadi pada masa pemerintahan Raja Purnawarman (395–434 M). Ia adalah raja ketiga dan paling terkenal dari Tarumanegara.
1. Pemerintahan Purnawarman
- Purnawarman dikenal sebagai pemimpin yang kuat dan bijaksana.
- Ia memperluas wilayah kekuasaan Tarumanegara hingga ke pesisir utara Jawa Barat.
- Melakukan pembangunan irigasi dan kanal untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
- Memerintah dengan sistem monarki absolut, dengan pengaruh besar dari agama Hindu.
2. Sistem Administrasi dan Hukum
- Pemerintahan berbasis monarki, dengan raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
- Masyarakat Tarumanegara tunduk pada hukum yang berdasarkan ajaran Hindu.
- Para Brahmana berperan sebagai penasihat raja dan pemimpin spiritual.
Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, dan Agama
1. Kehidupan Politik
- Kerajaan dipimpin oleh raja yang memiliki kekuasaan absolut.
- Wilayah kerajaan meliputi sebagian besar Jawa Barat dan daerah sekitarnya.
- Hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain, termasuk India dan Tiongkok.
2. Kehidupan Ekonomi
- Pertanian: Mengandalkan pertanian sebagai sumber utama ekonomi.
- Perdagangan: Tarumanegara menjalin perdagangan dengan Tiongkok dan India.
- Irigasi: Pembangunan kanal dan bendungan untuk meningkatkan hasil pertanian.
- Peternakan dan Perikanan: Masyarakat juga mengandalkan peternakan dan perikanan di sekitar Sungai Citarum.
3. Kehidupan Sosial
- Sistem kasta Hindu diterapkan, dengan Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
- Struktur masyarakat feodal, di mana raja dan bangsawan memiliki kekuasaan atas rakyat.
- Peran wanita dalam kerajaan tidak terlalu banyak disebutkan dalam prasasti.
4. Kehidupan Agama
- Hinduisme menjadi agama utama, terutama pemujaan terhadap Dewa Wisnu dan Siwa.
- Pengaruh budaya India sangat kuat, terlihat dari penggunaan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.
- Pembangunan tempat suci dan prasasti untuk menghormati dewa dan leluhur raja.
Kemunduran dan Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara mulai mengalami kemunduran pada abad ke-7 Masehi.
Faktor Penyebab Kemunduran:
- Serangan dari Kerajaan Sriwijaya
- Sriwijaya, yang berkembang pesat di Sumatra, mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat.
- Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda, yang melemahkan ekonomi Tarumanegara.
- Pergeseran Kekuasaan ke Kerajaan Sunda
- Setelah Tarumanegara melemah, wilayahnya diambil alih oleh kerajaan-kerajaan kecil yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan Sunda.
- Perubahan Kepercayaan
- Masyarakat mulai beralih dari Hindu ke Buddha, yang lebih banyak dianut oleh kerajaan-kerajaan lain pada masa itu.
Pada akhirnya, sekitar abad ke-7 atau ke-8, Tarumanegara runtuh dan digantikan oleh Kerajaan Sunda.
Peninggalan dan Warisan Budaya Tarumanegara
Meskipun telah runtuh, Tarumanegara meninggalkan banyak warisan budaya yang masih dapat ditemukan hingga kini, antara lain:
1. Prasasti-Prasasti Tarumanegara
Prasasti ini menjadi bukti utama tentang keberadaan Tarumanegara dan peran pentingnya dalam sejarah Nusantara.
2. Pengaruh Hindu di Jawa Barat
Sistem kasta Hindu dan konsep pemerintahan monarki yang diperkenalkan oleh Tarumanegara masih memengaruhi kerajaan-kerajaan setelahnya.
3. Teknologi Irigasi
Pembangunan kanal dan bendungan oleh Raja Purnawarman menjadi salah satu warisan penting dalam sistem pertanian di Jawa Barat.
Kesimpulan
Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang berkembang pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Puncak kejayaannya terjadi di bawah pemerintahan Raja Purnawarman, yang dikenal sebagai raja yang kuat dan bijaksana.
Tarumanegara memiliki kehidupan politik yang stabil, ekonomi berbasis pertanian dan perdagangan, serta struktur sosial yang dipengaruhi oleh sistem kasta Hindu. Namun, pada abad ke-7, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran akibat pengaruh Kerajaan Sriwijaya dan pergeseran kekuasaan ke Kerajaan Sunda.
Warisan Tarumanegara masih terlihat dalam berbagai prasasti dan peninggalan budaya yang memperkaya sejarah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar